A.
PENGERTIAN SASTRA
Sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik atau
berkaitan dengan sastra (himpunan pengetahuan dengan menulis dan membaca dengan
baik, atau seni puisi, retorika dan tata bahasa).
Sebuah karya sastra
adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud
penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah
kisah, baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan
berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka.
Menurut bentuk atau subjek, karya sastra mungkin memiliki
jenis yang berbeda seperti narasi (sebuah
karya prosa, seperti novel, atau cerita pendek), puisi (komposisi dalam ayat yang mengekspresikan perasaan
penulis), drama (ayat-ayat yang
menceritakan perbuatan pahlawan atau dewa-dewa) atau mengajar (yang berusaha
untuk mengarahkan pembaca atau pendengar).
B.
Bidang Seni
Sastra
Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pemikiran tertentu. Oleh karena itu, seni sastra bisa dibagi menjadi dua,
yaitu:
a)
Seni Sastra
Tulis
Sesuai
namanya, seni sastra tulis adalah bentuk karya sastra yang dituangkan dalam
bentuk tulisan, yaitu kombinasi huruf yang mempunyai makna atau arti. Banyak
sekali jenis seni sastra tulisan yang berkembang di masyarakat, misalnya dalam
bentuk prosa, puisi, cerita fiksi, dan essai.
b)
Seni Sastra
Lisan
Seni sastra
lisan adalah seni sastra disampaikan dengan bahasa lisan, yaitu dengan dituturkan
secara langsung kepada pendengar, dengan atau tanpa iringan musik tertentu.
C.
FUNGSI SENI SASTRA
1.
Karya sastra sebagai hiburan
Karya seni diciptakan oleh seorang
pengarang yang merupakan anggota masyarakat. Pengarang (seniman; sastrawan;
penyair; penutur) menciptakan karya bertujuan untuk menyampaikan pesan dan
menghibur para penikmat atau pembaca. Perbedaan karya-karya serius (kicth) atau
karya sastra yang tinggi kualitasnya lebih banyak menyampaikan pesan
dibandingkan hiburan. Sebaliknya karya sastra yang rendah kualitasnya (pop)
lebih banyak memberikan hiburan dibandingkan menyampaikan pesan.
Karya seni sastra berfungsi sebagai
hiburan bagi masyarakat, bahwa di dalam karya seni terdapat dua hal; yaitu,
yang bermanfaat dan kenikmatan bagi pembacanya. Kenikmatan dalam karya seni
dapat memberikan kesegaran dan kenyamanan bagi penikmatnya karena seni adalah
pengutaraan keindahan dan bahwa fungsi seni sebagai hiburan mendapat nilai yang
tak terkira peranannya dan menambah kenyamanan hidup. Nyanyian, musik, tarian,
drama, sastra, dan lukisan merupakan tempat pelarian dari jiwa dan semangat
yang penat karena kerja sehari-hari, karena tugas ekonomi, politik, dan
lain-lain. Semangat yang sudah kendur disegarkan kembali oleh nilai-nilai yang kita
nikmati dalam karya seni. keindahan itu terdapat di mana-mana. Kita memandang
alam di sekeliling kita dan kita menjumpai keindahan dan kecantikan. Keindahan
pemandangan pohon bambu yang menjulang tinggi di atas kampung-kampung di negeri
kita. Keindahan laut yang membanting tepi pantai. Suara pun mempunyai
keindahan. Gerak langit dan gerak penari pun ada keindahannya. Di samping
keindahan yang terdapat dalam alam itu kita sebagai manusia juga boleh membuat
beberapa keindahan yang kita tuangkan di dalam karya seni.
2.
Karya sastra sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan
Pendidikan dapat diterima masyarakat
melalui dua cara; pertama, pendidikan formal atau pendidikan yang dipersiapkan
secara resmi. Pendidikan semacam ini mempunyai sarana, guru, lembaga, dan
aturan-aturan yang mengikatnya. Contohnya, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama, Sekolah Menengah Atas, Akademi Kedua, pendidikan informal ialah
pendidikan yang diperoleh secara tidak resmi, termasuk apa yang disampaikan di
dalam karya seni.
Setiap karya seni yang diciptakan
pengarang atau seniman memiliki pesan yang akan disampaikan kepada pambaca.
Pesan itu seperti pendidikan kemasyarakatan, kekeluargaan, adat, kebiasaan, dan
lain-lain. Pesan ini dapat disampaikan di dalam karya seni, misalnya, karya
sastra, seni lukis, seni pahat, seni musik dan seni tari. Karya seni diciptakan
pengarang, karena pengarang memiliki niat baiknya untuk mengemukakan beberapa
masalah, cita-cita, serta fikiran-fikiran yang terkandung di dalam hatinya.
Seorang pengarang menciptakan karya sastra karena ada pesan yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Pengarang ingin berbagi pengalaman batin dengan
pembaca. Pengalaman batin yang disampaikan berupa pendidikan kepada
masyarakatnya.
Pendidikan yang disampaikan ada
bersifat langsung maupun tak langsung. Pendidikan yang bersifat langsung dapat
dilihat dari dialog langsung yang dilakukan oleh tokoh atau penutur pada seni
pertunjukkan. Tema-tema ucapan dan adegan mempunyai pesan dan tujuan tertentu
untuk penontonnya. Walaupun isi dialog seolah-olah untuk keperluan dan konflik
antara tokoh yang terdapat di dalam karya sastra. Sedangkan pendidikan yang
bersifat tidak langsung, dapat dilihat dari jalan cerita dan perkembangan watak
para tokoh di dalam cerita. Perkembangan tersebut dapat menjadi contoh kepada
pembaca atau penonton.
Mempertunjukkan Pendidikan yang
bersifat informal dapat disampaikan pengarang melalui karya seni. Misalnya,
pendidikan tentang hukum, agama, budaya, dan lain sebagainya. Hal ini dapat
dilihat dalam satu novel, dapat menampilkan persoalan yang terjadi di
tengah-tengah kehidupan masyarakat. Misalnya, masalah teknologi, agama, sosial,
budaya, psikologi, hukum dan pelbagai masalah lainnya yang terungkap di dalam
satu karya sastra. Sastra tidak hanya memancarkan kenyataan, sastra dapat dan
harus turut membangun masyarakat, karena dalam karya sastra itu sendiri di
samping menyampaikan hiburan juga pengarang menyampaikan manafaat kepada
pembaca atau penontonnya. Sastra lahir dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Masyarakat harus belajar dari sastra untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Jadi, sastra sangat berguna bagi masyarakat.
3.
Karya sastra sebagai alat untuk menyampaikan nasihat
Karya seni yang diciptakan seniman
atau pengarang menjadi satu dunia fiksi yang tersusun secara rapi dan teratur.
Di dalam dunia fiksi ini terjadi jalan fikiran dan berhubungan dengan
kehidupan. Pengarang merekam peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan, namun
pengarang sebagai anggota masyarakat memiliki pemahaman dan kajian terhadap apa
yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Pemahaman dan kajian
pengarang ini mempengaruhi pengungkapannnya di dalam karya sastra yang kaya
dengan daya imaginasinya.
Karya sastra tidak menampilkan
realitas yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tetapi telah dicampurkan
dengan daya imaginasi pengarang. Pengarang mengungkapkan fikiran melalui karya
sastra. Pengarang membuat karya sastra memiliki tujuan tertentu. Salah satu
tujuan itu ialah untuk menyampaikan nasihat kepada pembaca. Nasihat ini
disampaikan pengarang, karena pengarang ingin menyampaikan perasaan, fikiran,
dan pesan kepada pembaca. Pembaca diharapkan dapat melaksanakan kebaikan dan
meninggalkan keburukan. Pengarang berusaha untuk mengungkapkan kebaikan, jika
dapat melaksakan dan mentaati kebaikan itu. Begitu juga pengarang menjelaskan
akibat perbuatan yang tercela, jika dilakukan oleh seseorang. Oleh sebab itu,
timbul pemikiran pembaca untuk tidak melaksanakan atau tidak mengikuti hal-hal
yang kurang baik dan kurang memberikan harapan yang baik pada masa depan.
Melalui cerita (karya sastra) pengarang
ingin menyampaikan nasihat melalui perkembangan watak pelaku cerita. Pengarang
memberikan contoh teladan kepada pembaca atau penonton pertunjukkan. Penonton
dapat mengambil pesan yang disampaikan pengarang. Penonton seolah-olah menjadi
objek para pengarang. Penonton selalu diberikan pesan, pesan lansung maupun
pesan tidak langsung. Melalui karya sastra pengarang berusaha memberikan
nasihat kepada pembaca, agar pembaca dapat melaksanakan kehidupan dengan baik.
Karya sastra dapat menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih tinggi dan
lebih bertanggungjawab, baik tanggungjawab kepada diri sendiri maupun
tanggungjawab kepada orang lain, bangsa, Negara dan agama
4.
Karya sastra sebagai alat untuk melestarikan budaya
Setiap daerah memiliki kebudayaan
sendiri dan kesenian yang khusus. Kesenian itu berkembang pada masyarakat yang
bersangkutan, melalui pertunjukkan (khusus sastra lisan, tari dan drama),
pameran (khusus eni lukis dan seni patung) dan membaca (khusus karya sastra
tulisan) separti puisi dan novel. Kemudian kesenian itu dapat juga berkembang
melalui pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan yang resmi yang khusus
mengajarkan pendidikan seni atau menjadi pelajaran muatan local saja. Seni itu
dapat berkembang melalui pendidikan informal seperti menonton pertunjukkan,
membaca, mendengar dari aktivitas dan kreativitas karya seni. Seorang pengarang
hidup dalam ruang dan waktu tertentu.
Pengarang akan terbabit dengan
beragam-ragam persoalan. Dalam bentuk yang paling kentara adalah ruang dan
waktu tertentu itu diisi oleh keadaan sosial masyarakat tertentu. Dalam konteks
ini, sastra bukanlah sesuatu yang otonomi yang berdiri sendiri, melainkan
sesuatu yang berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat karya itu
diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar