Senin, 01 September 2014

SENI SASTRA



A.            PENGERTIAN SASTRA
Sastra adalah sesuatu yang mengacu pada milik atau berkaitan dengan sastra (himpunan pengetahuan dengan menulis dan membaca dengan baik, atau seni puisi, retorika dan tata bahasa).
Sebuah karya sastra adalah ciptaan yang disampaikan dengan komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya ini sering menceritakan sebuah kisah, baik dalam atau ketiga orang pertama, dengan plot dan melalui penggunaan berbagai perangkat sastra yang terkait dengan waktu mereka.
Menurut bentuk atau subjek, karya sastra mungkin memiliki jenis yang berbeda seperti narasi (sebuah karya prosa, seperti novel, atau cerita pendek), puisi (komposisi dalam ayat yang mengekspresikan perasaan penulis), drama (ayat-ayat yang menceritakan perbuatan pahlawan atau dewa-dewa) atau mengajar (yang berusaha untuk mengarahkan pembaca atau pendengar).

B.            Bidang Seni Sastra
Seni sastra tidak hanya berhubungan dengan tulisan tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu. Oleh karena itu, seni sastra bisa dibagi menjadi dua, yaitu:

a)        Seni Sastra Tulis

Sesuai namanya, seni sastra tulis adalah bentuk karya sastra yang dituangkan dalam bentuk tulisan, yaitu kombinasi huruf yang mempunyai makna atau arti. Banyak sekali jenis seni sastra tulisan yang berkembang di masyarakat, misalnya dalam bentuk prosa, puisi, cerita fiksi, dan essai.

b)        Seni Sastra Lisan

Seni sastra lisan adalah seni sastra disampaikan dengan bahasa lisan, yaitu dengan dituturkan secara langsung kepada pendengar, dengan atau tanpa iringan musik tertentu.


C.            FUNGSI SENI SASTRA
1.         Karya sastra sebagai hiburan
Karya seni diciptakan oleh seorang pengarang yang merupakan anggota masyarakat. Pengarang (seniman; sastrawan; penyair; penutur) menciptakan karya bertujuan untuk menyampaikan pesan dan menghibur para penikmat atau pembaca. Perbedaan karya-karya serius (kicth) atau karya sastra yang tinggi kualitasnya lebih banyak menyampaikan pesan dibandingkan hiburan. Sebaliknya karya sastra yang rendah kualitasnya (pop) lebih banyak memberikan hiburan dibandingkan menyampaikan pesan.
Karya seni sastra berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat, bahwa di dalam karya seni terdapat dua hal; yaitu, yang bermanfaat dan kenikmatan bagi pembacanya. Kenikmatan dalam karya seni dapat memberikan kesegaran dan kenyamanan bagi penikmatnya karena seni adalah pengutaraan keindahan dan bahwa fungsi seni sebagai hiburan mendapat nilai yang tak terkira peranannya dan menambah kenyamanan hidup. Nyanyian, musik, tarian, drama, sastra, dan lukisan merupakan tempat pelarian dari jiwa dan semangat yang penat karena kerja sehari-hari, karena tugas ekonomi, politik, dan lain-lain. Semangat yang sudah kendur disegarkan kembali oleh nilai-nilai yang kita nikmati dalam karya seni. keindahan itu terdapat di mana-mana. Kita memandang alam di sekeliling kita dan kita menjumpai keindahan dan kecantikan. Keindahan pemandangan pohon bambu yang menjulang tinggi di atas kampung-kampung di negeri kita. Keindahan laut yang membanting tepi pantai. Suara pun mempunyai keindahan. Gerak langit dan gerak penari pun ada keindahannya. Di samping keindahan yang terdapat dalam alam itu kita sebagai manusia juga boleh membuat beberapa keindahan yang kita tuangkan di dalam karya seni.

2.         Karya sastra sebagai alat untuk menyampaikan pendidikan
Pendidikan dapat diterima masyarakat melalui dua cara; pertama, pendidikan formal atau pendidikan yang dipersiapkan secara resmi. Pendidikan semacam ini mempunyai sarana, guru, lembaga, dan aturan-aturan yang mengikatnya. Contohnya, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Akademi Kedua, pendidikan informal ialah pendidikan yang diperoleh secara tidak resmi, termasuk apa yang disampaikan di dalam karya seni.
Setiap karya seni yang diciptakan pengarang atau seniman memiliki pesan yang akan disampaikan kepada pambaca. Pesan itu seperti pendidikan kemasyarakatan, kekeluargaan, adat, kebiasaan, dan lain-lain. Pesan ini dapat disampaikan di dalam karya seni, misalnya, karya sastra, seni lukis, seni pahat, seni musik dan seni tari. Karya seni diciptakan pengarang, karena pengarang memiliki niat baiknya untuk mengemukakan beberapa masalah, cita-cita, serta fikiran-fikiran yang terkandung di dalam hatinya. Seorang pengarang menciptakan karya sastra karena ada pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Pengarang ingin berbagi pengalaman batin dengan pembaca. Pengalaman batin yang disampaikan berupa pendidikan kepada masyarakatnya.
Pendidikan yang disampaikan ada bersifat langsung maupun tak langsung. Pendidikan yang bersifat langsung dapat dilihat dari dialog langsung yang dilakukan oleh tokoh atau penutur pada seni pertunjukkan. Tema-tema ucapan dan adegan mempunyai pesan dan tujuan tertentu untuk penontonnya. Walaupun isi dialog seolah-olah untuk keperluan dan konflik antara tokoh yang terdapat di dalam karya sastra. Sedangkan pendidikan yang bersifat tidak langsung, dapat dilihat dari jalan cerita dan perkembangan watak para tokoh di dalam cerita. Perkembangan tersebut dapat menjadi contoh kepada pembaca atau penonton.
Mempertunjukkan Pendidikan yang bersifat informal dapat disampaikan pengarang melalui karya seni. Misalnya, pendidikan tentang hukum, agama, budaya, dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilihat dalam satu novel, dapat menampilkan persoalan yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Misalnya, masalah teknologi, agama, sosial, budaya, psikologi, hukum dan pelbagai masalah lainnya yang terungkap di dalam satu karya sastra. Sastra tidak hanya memancarkan kenyataan, sastra dapat dan harus turut membangun masyarakat, karena dalam karya sastra itu sendiri di samping menyampaikan hiburan juga pengarang menyampaikan manafaat kepada pembaca atau penontonnya. Sastra lahir dari masyarakat dan untuk masyarakat. Masyarakat harus belajar dari sastra untuk membangun masyarakat itu sendiri. Jadi, sastra sangat berguna bagi masyarakat.
3.         Karya sastra sebagai alat untuk menyampaikan nasihat
Karya seni yang diciptakan seniman atau pengarang menjadi satu dunia fiksi yang tersusun secara rapi dan teratur. Di dalam dunia fiksi ini terjadi jalan fikiran dan berhubungan dengan kehidupan. Pengarang merekam peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan, namun pengarang sebagai anggota masyarakat memiliki pemahaman dan kajian terhadap apa yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Pemahaman dan kajian pengarang ini mempengaruhi pengungkapannnya di dalam karya sastra yang kaya dengan daya imaginasinya.
Karya sastra tidak menampilkan realitas yang terjadi di tengah-tengah masyarakat tetapi telah dicampurkan dengan daya imaginasi pengarang. Pengarang mengungkapkan fikiran melalui karya sastra. Pengarang membuat karya sastra memiliki tujuan tertentu. Salah satu tujuan itu ialah untuk menyampaikan nasihat kepada pembaca. Nasihat ini disampaikan pengarang, karena pengarang ingin menyampaikan perasaan, fikiran, dan pesan kepada pembaca. Pembaca diharapkan dapat melaksanakan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Pengarang berusaha untuk mengungkapkan kebaikan, jika dapat melaksakan dan mentaati kebaikan itu. Begitu juga pengarang menjelaskan akibat perbuatan yang tercela, jika dilakukan oleh seseorang. Oleh sebab itu, timbul pemikiran pembaca untuk tidak melaksanakan atau tidak mengikuti hal-hal yang kurang baik dan kurang memberikan harapan yang baik pada masa depan.
Melalui cerita (karya sastra) pengarang ingin menyampaikan nasihat melalui perkembangan watak pelaku cerita. Pengarang memberikan contoh teladan kepada pembaca atau penonton pertunjukkan. Penonton dapat mengambil pesan yang disampaikan pengarang. Penonton seolah-olah menjadi objek para pengarang. Penonton selalu diberikan pesan, pesan lansung maupun pesan tidak langsung. Melalui karya sastra pengarang berusaha memberikan nasihat kepada pembaca, agar pembaca dapat melaksanakan kehidupan dengan baik. Karya sastra dapat menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih tinggi dan lebih bertanggungjawab, baik tanggungjawab kepada diri sendiri maupun tanggungjawab kepada orang lain, bangsa, Negara dan agama
4.         Karya sastra sebagai alat untuk melestarikan budaya
Setiap daerah memiliki kebudayaan sendiri dan kesenian yang khusus. Kesenian itu berkembang pada masyarakat yang bersangkutan, melalui pertunjukkan (khusus sastra lisan, tari dan drama), pameran (khusus eni lukis dan seni patung) dan membaca (khusus karya sastra tulisan) separti puisi dan novel. Kemudian kesenian itu dapat juga berkembang melalui pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan yang resmi yang khusus mengajarkan pendidikan seni atau menjadi pelajaran muatan local saja. Seni itu dapat berkembang melalui pendidikan informal seperti menonton pertunjukkan, membaca, mendengar dari aktivitas dan kreativitas karya seni. Seorang pengarang hidup dalam ruang dan waktu tertentu.
Pengarang akan terbabit dengan beragam-ragam persoalan. Dalam bentuk yang paling kentara adalah ruang dan waktu tertentu itu diisi oleh keadaan sosial masyarakat tertentu. Dalam konteks ini, sastra bukanlah sesuatu yang otonomi yang berdiri sendiri, melainkan sesuatu yang berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan tempat karya itu diciptakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar