BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Dalam tataran frasa, adverbia adalah
kata yang menjelaskan verba, adjektiva, atau adverbia lain. Dalam tataran
klausa, adverbial mewatasi atau menjelaskan fungsi-fungsi sintaksis. Umumnya
kata atau bagian kalimat yang dijelaskan adverbial itu berfungsi sebagai
predikat. Fungsi sebagai predikat ini bukan satu-satunya ciri adverbial karena
adverbial juga dapat menerangkan kata atau bagian kalimat yang tidak berfungsi
sebagai predikat. Itulah sebabnya ada sejumlah adverbial yang selain dapat
menerangkan verba, adjektiva, dan adverbial lain, juga dapat menerangkan nomina
dan frasa preposisional. Selain adverbial pada tataran frasa dan klausa, ada
pula adverbial yang menerangkan seluruh kalimat. Jenis adverbial ini tidak terikat
oleh unsure kalimat tertentu sehingga tempat atau posisinya dalam kalimat pun
dapat berpindah-pindah. Dari segi bentuknya, perlu dibedakan adverbial tunggal
dari adverbial gabungan. Perilaku sintaksis adverbial dapat dilihat berdsarkan
posisinya terhadap kata dan bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbial yang
bersangkutan. Dengan begitu, dapat dibedakan empat macam posisi adverbial dan
juga adverbial yang menghubungkan satu Klausa atau kalimat dengan klausa atau
kalimat yang lain. Bentuk dasar adverbial tunggal dapat pula berupa verba,
adjektiva, nomina, dan numeralia.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan diatas diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1) Apa saja ciri dan
batasan adverbial?
2) Bagaimana jenis
adverbial jika dilihat dari segi bentuknya?
3) Bagaimana adverbial
jika dilihat dari segi perilaku sintaksisnya?
4) Apa saja jenis
adverbial jika dilihat dari segi perilaku semantisnya?
5) Apakah adverbial
konjungtif itu?
6) Bagaimana adverbial
pembuka wacana?
7) Bagaimana hubungan
adverbial dengan kelas kata lain?
3.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah
maka diperoleh tujuan, yaitu:
1) Mengetahui ciri dan
batasan adverbial
2) Mengetahui
adverbial dari segi bentuknya
3) Mengetahui adverbial
dari segi perilaku sintaksisnya
4) Mengetahui adverbial
dari segi perilaku semantisnya
5) Mengetahui
adverbial konjungtif
6) Mengetahui
adverbial pembuka wacana
7) Mengetahui
adverbial dengan kelas kata lain
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Batasan
dan Ciri Adverbia
Dilihat dari tatarannya, perlu dibedakan adverbia dalam tataran
frasa dari adverbial dalam tataran klausa. Dalam tataran frasa, adverbia adalah
kata yang menjelasjan verba, adjektiva, atau adverbia lain. Pada contoh berikut
terlihat bahwa adverbial sangat menjelaskan verba mencintai, adverbial
selalu menjelaskan adjektiva sedih, dan adverbial hampir menjelaskan
adverbia selalu.
a.
Ia sangat
mencintai istrinya
b.
Ia selalu
sedih mendengarkan lagu itu.
c.
Kami
hampir selalu dimarahinya setiap hari.
Dalam tataran klausa, adverbial
mewatasi atau menjelaskan fungsi-fungsi sintaksis. Umumnya kata atau bagian
kalimat yang dijelaskan adverbial itu berfungsi sebagai predikat. Fungsi
sebagai predikat ini bukan satu-satunya ciri adverbial karena adverbial juga
dapat menerangkan kata atau bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai
predikat. Itulah sebabnya ada sejumlah adverbial yang selain dapat menerangkan
verba, adjektiva, dan adverbial lain, juga dapat menrangkan nomina dan frasa
preposisional. Karena pronominal dan numeralia dari segi kategori sangat erat
kaitannya dengan nomina, maka adverbial pun dapat pula mewatasi atau
menjelaskan pronominal dan numeralia, seperti terlihat pada contoh berikut.
a.
Guru
saja tidak dapa menjawab pertanyaan itu.
b.
Ia
merokok hampir lima bungkus
sehari.
c.
Saya
mau bertemu dengan beliau saja.
Pada contoh diatas adverbial saja
menjelaskan guru yang
berfungsi sebagai subjek; adverbial hampir
menjelaskan lima bungkus yang berfungsi sebagai objek; adverbial saja
menjelaskan dengan beliau yang berfungsi sebagai pelengkap;
sedangkan di kamar mandi, yang merupakan keterangan, dijelaskan oleh
adverbial hanya. Kalau dilihat dari segi kategorinya, guru merupakan
nomina, lima bungkus frasa numeralia, sedangkan dengan beliau dan
di kamar mandi merupakan frasa preposisional. Dengan demikian, yang
dapat dijadikan patokan sebagai ciri adverbial tidak hanya fungsi kata atau
bagian kalimat yang diterangkannya tetapi juga kategorinya.
a.
Melihat
penampilannya, ia pasti seorang guru
b.
Yang
dapat menghibur hatinya hanya kamu
c.
Anaknya
baru satu.
d.
Kalau
hari libur, ia selalu di rumah.
Pada contoh di atas terlihat bahwa
adverbial pasti menjelaskan frasa nomina seorang guru, adverbial hanya
menjelaskan pronominal persona kamu, adverbial baru menjelaskan
numeralia satu, dan adverbial selalu menjelaskan frasa preposisi di
rumah. Dilihat dari segi fungsi sintaksisnya, bagian-bagina kalimat yang
dijelaskan adverbial dari keempat contoh tersebut merupakan predikat.
Mengenai fungsi sintaksis ini,
khususnya yang menyangkut contoh, dapat ditambahkan catatan tentang adanya
pandangan bahwa baru satu berasal dari konstruksi baru berjumlah satu
dan selalu di rumah berasal dari konstruksi selalu berada di
rumah. Dengan demikian, adverbial baru merupakan bagian dari frasa
verbal baru berjumlah satu dan dan adverbial selalu merupakan
bagian dari frasa verbal selalu berada di rumah. Itu berarti bahwa adverbial baru tidak menjelaskan
numeralia satu karena yang dijelaskannya sebenarnya adalah verba berjumlah.
Demikian pula halnya dengan adverbial selalu yang tidak menjelaskan
frasa preposisi di rumah, tetapi menjelaskan verba berada.
Walaupun adverbial dapat menerangkan
fungsi subjek, peran adverbial tertentu sebagai penjelas subjek seringkali
diragukan. Kalimat semua petani menanam jagung lebih berterima daripada
kalimat hanya petani menanam jagung. Nomina petani yang
dijelaskan ileh adverbial semua pada contoh pertama jelas berfungsi
sebgai subjek. Akan tetapi, nomina petani yang dijelaskan oleh adverbial
hanya pada contoh kedua diragukan fungsinya sebagai subjek. Hal itu
terlihat pada contoh-contoh berikut.
a.
Hanya
petani menanam
jagung
b.
Hanya
petani yang
menanam jagung
c.
Yang
menanam jagung hanya petani.
Selain
adverbial pada tataran frasa dan klausa, ada pula adverbial yang menerangkan
seluruh kalimat. Jenis adverbial ini tidak terikat oleh unsure kalimat tertentu
sehingga tempat atau posisinya dalam kalimat pun dapat berpindah-pindah.
Perpindahan posisi adverbial tampaknya dalam contoh ini tidak mengubah
makna kalimat secara keseluruhan.
a.
Tampaknya
dia tidak
menyetujui usul itu
b.
Dia sesungguhnya
tidak menyetujui usul itu
c.
Dia
tidak menyetujui usul itu tampaknya.
Selain tampaknya, adverbial
seperti sebenarnya, sesungguhnya, mestinya, agaknya, dan tentu saja juga
mempunyai perilaku sintaksis yang sama. Karena perannya lebih cenderung
merupakan penjelas kalimat, adverbial ini disebut juga keterangan kalimat.
2.
Adverbia dari Segi Bentuknya
Dari segi bentuknya, perlu dibedakan adverbial tunggal dari
adverbial gabungan. Adverbial tunggal dapat diperinci lagi menjadi adverbial yang
berupa kata dasar, yang berupa kata berafiks, serta yang berupa kata ulang.
Adverbial gabungan dapat pula diperinci menjadi adverbial gabungan yang
berdampingan dan tidak berdampingan.
1)
Adverbia
Tunggal
Seperti
sudah disebutkan di atas, adverbial tunggal dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu adverbial yang berupa kata dasar dan adverbial yang berupa kata berafiks.
a.
Adverbia
yang Berupa Kata Dasar
Adverbia yang
berupa kata dasar hanya terdiri atas satu kata dasar. Karena adverbial dasar
tergolong ke dalam kelompok kata yang keangotaanya tertutup, maka jumlah
adverbial yang berupa dasar itu tidak banyak. Berikut ini adalah beberapa
contohnya.
Baru hampir segera paling
Hanya saja selalu pasti
Lebih sangat senantiasa tentu
Hubungan
dengan contoh-contoh itu, perlu dikemukakan catatan mengenai keangotaan ganda.
Kata baru, misalnya, selain sebagai adverbial, dapat juga dogolongkan
sebagai adjektiva. Pada contoh kalimat dia baru membeli mobil baru, kata
baru sebelum membeli merupakan adverbial, sedangkan kata baru setelah
mobil adalah adjektiva.
b.
Adverbia
yang Berupa Kata Berafik
Adverbia yang
berupa kata berafiks diperoleh dengan menambahkan gabungan afiks se-nya atau
afiks –nya pada kata dasar.
Yang berupa
penambahan gabungan afiks se-nya pada kata dasar:
-
Sebaiknya
kita segara
membayarkan pajak itu
-
Sebenarnya
kami meragukan
kemampuannya
-
Saya
meminta mereka untuk masuk kantor secepatnya
-
Mereka
sesungguhnya tidak bersalah.
Yang berupa penambahan –n ya pada kata dasar:
-
Agaknya
gurauan itu
membuatnya marah
-
Kalau
sudah begitu, biasanya ia akan menangis
-
Kamu
ini pintar juga rupanya
-
Rasanya
saya sudah
melporkannya kemarin.
Di dalam bahasa
Indonesia terdapat juga adverbial berafiks yang dilihat segi bentuknya tidak
termasuk ke dalam salah satu pola tersebut di atas. Yang dimaksudkan adalah terlalu,
terlampau, dan terkadang. Pola ini, yang memperlihatkan prefiks ter-
pada kata dasar, hanya berlaku untuk ketiga adverbial itu. Namun, dalam
konteks pemakaian tertentu kadang-kadang digunakan bentuk teramat, yang
juga merupakan adverbial.
c.
Adverbia
yang Berupa Kata Ulang
Menurut
bentuknya, adverbial yang berupa kata ulang dapat terperinci lagi menjadi empat
macam, yaitu (a) pengulangan kata dasar, (b) pengulangan kata dasar dan
penambahan afiks se-, (c) pengulangan kata dasar dan penambahan sufiks –an,
dan (d) pengulangan kata dasar dan penambahn sufiks se - nya. Bentuk-bentuk
adverbial yang berupa kata ulang tersebut dapt dicontohkan sebagai berikut.
·
Adverbia
yang berupa pengulangan kata dasar:
“kami duduk diam-diam
mendengarkan ceramah”
·
Adverbial
yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan prefiks se-:
“Setinggi-tinggi
bangau terbang,
jatuhnya ke kubangan juga”
·
Adverbial
yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan sufiks –an
“kami memarahinya habis-habisan kemarin”
·
Adverbia
yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan hubunya afiks se- -nya:
“burung itu
terbang setinggi-tingginya”
2)
Adverbia
Gabungan
Adverbial
gabungan terdiri atas dua adverbial yang berupa kata dasar. Kedua kata dasar
yang merupakan adverbial gabungan itu ada yang berdampingan dan ada pula yang
tidak berdampingan, seperti terlihat pada beberapa contoh dan ada pula yang
tidak berdampingan, seperti terlihat pada beberapa contoj berikut.
a.
Adverbia
yang berdampingan:
-
Lagi
pula rumahnya baru jadi minggu depan
-
Hanya
saja kita harus mempersiapkannya secara matang
-
Kami
hampir selalu bersama-sama ke kantor
b.
Adverbia
yang tidak berdampingan
-
Kamu
hanya membuang-buang waktu saja
-
Dia
sangat sedih sekali mendengar berita itu
-
Bukan
frustasi saja dia juga nekad bunuh diri
3.
Adverbia
dari Segi Perilaku Sintaksisnya
Perilaku
sintaksis adverbial dapat dilihat berdsarkan posisinya terhadap kata dan bagian
kalimat yang dijelaskan oleh adverbial yang bersangkutan. Dengan begitu, dapat
dibedakan empat macam posisi adverbial, yaitu (a) yang mendahului kata yang
diterangkan, (b) yang mengikuti kata yang diterangkan, (c) yang mendahului atau
mengikuti kata yang diterangkan, serta (d) yang mendahului dan mengikuti kata
yang diterangkan. Beberapa contoh dari keempat macam adverbial berdasarkan
perilaku sintaksisnya itu adalah sebagai berikut:
a.
Adverbia
yang mendahului kata yang diterangkan:
-
Ia
lebih tinggi dari pada adiknya
-
Telaga
itu sangat indah
-
Pendiriannya
terlalu kukuh untuk digoyahkan
-
Kami
hanya menulis apa yang dikatakan
b.
Adverbial
yang mengikuti kata yang diterangkan:
-
Tampan
nian kekasih barunya
-
Kami
duduk-duduk saja menuggu panggilan
-
Jelek
benar kelakuannya
-
Baju
yang dikenakannya merah sekali
c.
Adverbia
yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan:
-
Kini
barang-barang elektronika amat mahal harganya
-
Mahal
amat harga barang-barang itu
-
Paginya
ia segera pergi meniggalkan kami
-
Begitu
mendengar kata-kata itu, ia pergi segera
d.
Adverbial
yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan:
-
Saya
yakin bukan dia saja yang pandai
-
Bagiku,
senyumannya sangat manis sekali
-
Kami
hanya menerima saja apa ayng diberikannya
Perilaku sintaksis adverbial pada kalimat-kalimat yang
dicontohkan pada (d) memperlihatkan bahwa, dari segi lingkup strukturnya, yang
diterangkan atau dijelaskan oleh adverbial itu terbatas pada satuan atau tataran yang lebih tinggi, yaitu yang berupa
klausa atau kalimat:
-
Seharusnya
dia datang sebelum pukul delapan
-
Penjelasan
pejabat itu agaknya tidak mereka pahami
-
Sebaiknya
saudara tidah usah datang
Pada contoh diatas seharunya,
agaknya, dan sebaiknya tidak member keterangan pada predikat kalimat
yang bersangkutan, tetapi pada seluruh kalimat. Dengan demikian, seharusnya mengacu
pada klausa datang sebelum pukul delapan, agaknya pada klausa penjelasan
pejabat itu tidak mereka pahami, dan sebaiknya pada klausa saudara
tidak usah datang.
Berdasarkan lingkup strukturnya itu,
terdapat perbedaan antara bentuk yang mengacu pada tataran frasa dan bentuk
yang mengacu pada tataran kalimat. Bentuk yang mengacu pada tataran frasa
merupakan adverbial inilah klausal, sedangkan bentuk yang mengacu pada tataran
klausa merupakan adverbial ekstraklausa.
Yang perlu diperhatikan sehubungan
dengan perbedaan itu ialah bagian kalimat yang diacu oleh adverbial yang bersangkutan.
Adverbial intraklausal mengacu pada frasa dan adverbial ekstraklausal pada
kalimat meskipun posisi sintaksisnya mengalami perbuhan
4.
Adverbia
dari Segi Perilaku Semantisnya
Berdasarkan perilaku semantisnya, dapat dibedakan delapan jenis adverbial
yaitu:
1)
Adverbia
Kualitatif
Adverbial
kualitatif adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk adverbial ini adalah kata-kata
seperti paling, sangat, lebih, kurang.
-
Saya
paling suka masakan Jepang
-
Senyumnya
sangat menggemasakan
-
Ujiannya
lebih sulit daripada yang kuduga
-
Permainannya
kurang sempurna
2)
Adverbial
Kuantitaf
Adverbial
kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk
adverbial ini, antara lain, kata banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup.
-
Lukanya
banyak mengeluarkan darah
-
Raut
wajahnya sedikit memerah
-
Kalau
ia kira-kira marah, kami menjauh
-
Warna
bajunya cukup serasi dengan warna celananya
3)
Adverbial
Limitatif
Adverbial
limitative adalah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
pembatasan. Kata-kata seperti hanya, saja, dan sekadar dalam
contoh berikut termasuk advberbia limitative:
-
Obat
itu hanya mengahambat pertumbuhan penyakit
-
Kami
di rumah saja selama liburan ini
-
Ia
sekadar menarik hatiku
4)
Adverbia
Frekuentatif
Adverbial
frekuaentatif adalah adverbial yang menggambarkan makna berhubungan dengan
tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbial itu. Kata yang
tergolong adverbial ini misalnya, selalu, sering, jarang, dan kadang-kadang
-
Kami
selalu makan malam bersama-sama
-
Mereka
sering mengabaikan tanggung jawab
-
Para
siswa yang rajin jarang tinggal kelas
-
Kadang-kadang
saya terkejut melihat inisiatifnya
5)
Adverbia
Kewaktuan
Adverbia
kewaktuan adalah adverbial yang menggambarkan makna berhubungan dengan saat
terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh adverbial itu. Yang dimaksud dengan
adverbial kewaktuan ialah bentuk seperti baru dan segera.
-
Ayah
baru diberhentikan dari jabatannya
-
Kami
berlima akan segera menyepakati masalah itu
6)
Adverbial
Kecaraan
Adverbial
kecaraan ialah adverbial yang menggambarkan makna yang berhubungan dengan
bagaimana peristiwa yang diterangan oleh adverbial berlangsung atau terjadi.
Yang termasuk adverbial kecaraan ini adalah bentuk-bentuk seperti diam-diam,
secepatnya, dan pelan-pelan.
-
Ikuti
dia diam-diam dari belakang
-
Kami
akan menyelesaikan tugas itu secepatnya
-
Pelan-pelan
Moerdiono menjelaskan posisi pemerintah
7)
Adverbial
Kontrastif
Adverbial
kontrastif ialah adverbial yang menggambarkan pertentangan dengan makna kata
atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk ke dalam adverbial
kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.
-
Saya
belum pernah kerumahnya bahkan sampai sekarangpun alamatnya saya tidak tahu
-
Jangankan
saya diberi ongkos pulang, dia malahan mau pinjem uang
-
Siapa
bilang dia kikir, justru dia yang menyumbang paling banyak
8)
Adverbial
Keniscayaan
Adverbia
Keniscayaan adalah adverbial yang menggambarkan makan yang berhubungan dengan
kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya hal atau peristiwa ayng
dijelaskan adverbial itu. Yang termasuk adverbial keniscayaan adalah bentuk
seperti niscaya, pasti, dan tentu.
-
Niscaya
manusia akan hancur kalau mengabaikan hal itu
-
Kami
pasti akan menemukannya nanti
-
Pemerintah
tentu akan memperhatikan semua unsure yang disampaikan oleh para wakil rakyat.
5.
Adverbia
Konjungtif
Adverbial konjungtif adalah adverbial yang menghubungkan satu
Klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat yang lain. Posisinya dalam
kalimat boleh dikatakan agak bebas. Akan tetapi, biasanya adverbial konjungtif
digunakan pada awal kalimat. Berikut adalah beberapap contoh dari adverbial
konjungtif
a.
Biarpun
demikian/begitu
Sekalipun
demikian/begitu
Sungguhpun
demikian/begitu
Walaupun
demikian/begitu
Meskipun
demikian/begitu
b.
Kemudian,sesudah
itu, setelah itu, selanjutnya
c.
Tambahan
pula, lagi pula, selain itu
d.
Sebaliknya
e.
Sesungguhnya,
bahwasanya
f.
Malah(an),
bahkan
g.
(akan)
tetapi, namun
h.
Kecuali
itu, oleh sebab itu
i.
Sebelum
itu
Anggota subkelompok (a) menyatakan
pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya. Subkelompok (b)
menyatakan kelanjutan dari peristiwa atau keadaan yang dinyatakan pada kalimat
sebelumnya. Subkelompok (c) menyatakan hal, peristiwa, atau keadaan di samping
hal, peristiwa, atau keadaan yang telah disebutkan sebelumnya. Sebaliknya pada
(d) mengacu kebalikan dari yang telah dinyatakan sebelumnya. Sesungghnya dan
bahwasannya pada (e) menyatakan bahwa yang digambarkan oleh predikasi
kalimat adalah benar. Malah(an) dan bahkan pada (f) menyatakan
penguatan terhadap peristiwa, hal, atau keadaan yang dinyatakan sebelumnya.
Adapaun (akan) tetapi dan namun pada (g) menyatakan
pertentanangan dengan peristiwa, hal, atau keadaan yang telah dinyatakan
sebelumnya. Kecuali itu pada (h) menyatakan keeksklusifan dan
keinklusifan. Dengan demikian pada (i) meyatakan konsekuensi. Oleh
karena/sebab itu pada (j) menyatakan akibat. Sebelum itu pada (k)
menyatakan kejadian yang mendahului peristiwa, hal, atau keadaan yang
dinyatakan sebelumnya. Berikut ini adalah contoh pemakaian beberapa adverbial
konjungtif diatas:
1.
a.
Kami tidak sependapat dengan dia. Kami tidak akan mengahalanginya
b.Kami tidak
sependapat dengan dia. Biarpun begitu, kami tidak akan mengahalanginya.
2.
a.Mereka
berbekanja ke Glodok. Mereka perdi ke saudaranya di Acol
b.Mereka berbelanja ke Glodok. Sesudah itu, mereka pergi ke
saudaranya di Ancol
3.
a.Pak
Darta terkena penyakit kencing manis. Dia juga mengidap tekanan darah tinggi
b.Pak Darta terkena penyakit kencing manis. Selain itu, dia juga
mengidap tekanan darah tinggi
4.
a.Penjahat
itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Dia melawan polisi dengan belati
b.Penjahat itu tidak mengindahkan tembakan peringatan. Sebaliknya
dia melawan polisi dengan belati
5.
a.Masalah
yang dihadapinya memang gawat. Hal itu sudah dia ramalkan sebelumnya
b.Masalah yang dihadapinya memang gawat. Sesungguhnya hal itu sudah
diramalkan sebelumnya
6.
a.Pak
Amir sudah tahu tentang soal itu. Dia sudaj mulai menanganinya
b.Pak Amir sudah tahu tentang soal itu. Bahkan, dia sudah mulai
menanganinya
7.
a.Keadaan
memang sudah mulai aman. Kita harus tetap waspada
b.Keadaan memang sudah mulai aman. Akan tetapi, kita harus tetap
waspada
Dari contoh-contoh di atas jelaslah
bahwa adverbial konjungtif menghubungkan dua kalimat yang utuh. Karena kedua
kalimat itu terpisah, subjek pada kalimat kedua tetap dipertahankan meskipun
subjeknya sama dengan kalimat sebelumnya. Dengan demikian, dalam bahasa baku
kalimat seperti pada (1b) tidak dapat menjadi kami tidak sependapat dengan
dia. Biarpun begitu, tidak akan menghalanginya. Dalam bahasa yang tidak
baku dan bahasa lisan penghilangan subjek seperti itu sering dilakukan orang. Perhatikan pula bahwa
adverbial konjungtif tetapi dalam bahas baku tidak dipakai untuk memulai
suatu kalimat. Sebagai gantinya dipakailah adverbial konjungtif akan tetapi seperti
terlihat pada contoh (7b) di atas.
6.
Adverbia
Pembuka Wacana
Jika Adverbia konjungtif menghubungkan dua kalimat dan mengawali
suatu kalimat baru, adverbial pembuka wacana pada umumnya mengawali suatu wacana. Hubungannya denga paragraph
sebelumnya didasarkan pada makna yang terkandung pada paragraph sebelumnya itu.
Adverbial pembuka wacana pada kelompok (a) berikut ini masih sering
dipakai, sedangkan yang ada pada kelompok (b) umumnya terdapat pada naskah
sastra lama
a. Adapun b.
alkisah
Akan hal arkian
Mengenai sebermula
Dalam pada itu syahdan
Contoh pemakaian
adverbial itu msing-masing terlihat dalam kalimat-kalimat berikut ini.
1) Adapun terbongkarnya rahasia bahwa di pohon itu tersimpan harta
bermula dari cerita Pak Ahmad yang pernah menjadi pembantu raja dan turut
menanam harta tersebut beberapa waktu yang lalu.
2) Akan hal lamarannya menjadi salah seorang guru di Sekolah Dasar
Inpres Raya ini telah kami bicarakan dalam rapat guru minggu yang lalu; dalam
waktu dekat ia akan mengetahui hasilnya: diterima atau tidak.
3) Mengenai keinginan anak muda itu mempersunting anak gadis Pas
Lurah, semua orang telah maklum. Yang menjadi masalah ialah apakah Pak Lurah
menerimanya menjadi menantu atau tidak.
4) Dalam pada itu, pemuda desa ini menertawakan saya kareana saya
ingin beternak lebah dan menanam jamur. Mereka meyangsikan keberhasilan upaya
dan usaha saya sehingga tidak ada yang ingin menuruti jejak saya.
5) Alkisah, maka pada masa dulu memerintahlah seorang raja yang arif
bijaksanan di daerah ini.
6) Arkian, maka baginda raja yang arif bijaksanan itu mempunyai tujuh
orang putrid yang cantik jelita yang itdak ada bandingnya di kerajaan itu.
7) Syahdan, maka pada suatu hari datanglah ke istana raja seorang
lelaki tua yang bungkuk dan sangat mengerikan dan mengemukakan niat untuk
melamar putri raja menjadi isterinya.
8) Sebermula, pada zaman dahulu itu datanglah malapetaka yang dahsyat
yang memusnahkan penduduk daerah ini dengan air bah yang ganas. Setelah itu
orang menamai daerah itu “kelenglengan” yang bermakna ‘tenggelam’ atau
‘terbenam’. Begitulah ceritanya asal mula makna desa itu menjadi Desa
Kalenglengan.
7.
Adverbia
dan Kelas Kata Lain
Pada
point ke 2. telah disebutkan bahwa dilihat dari segi bentuknya, salah satu
jenis adverbial adalah adverbial tunggal. Selain dari yang berkategori
adverbial (misalnya hampir menjadi hampir-hampir), bentuk dasar
adverbial tunggal dapat pula berupa verba, adjektiva, nomina, dan numeralia.
Berdasarkan kategori bentuk dasarnya itu, adverbial tunggal masing-masing
disebut adverbial deverbal, adverbial deadjektival, adverbial denominal, dan
adverbial denumeral.
1)
Adverbial
Deverbal
Adverbia
deverbal dibentuk dari dasar yang berkategori verba. Dalam contoh berikut
adverbial kira, sekiranya, teralu, dan tahu-tahu masing-masing diturunkan dari verba tiba, kira, lalu, dan
tahu.
-
Ia
akan datang kira-kira pukul sepuluh.
-
Lupakan
saja apa yang pernah saya usulkan sekiranya hal itu mengganggu.
-
Terlalu
dini untuk menerima lamarannya.
-
Tahu-tahu
saya didatangi oleh petugas pajak.
2)
Adverbial
Deadjektival
Adverbial
Deadjektival diturunkan dari adjektiva, baik melalui reduplikasi maupun
afiksasi. Adverbial diam-diam, sebaiknya, sebenarnya, dan setinggi-tingginya
masing-masing diturunkandari dasar diam, baik, benar, dan tinggi yang
berkategori adjektiva.
-
Diam-diam
kami menyisipkan uang itu
-
Sebaiknya
kalian mengahadapinya sendiri
-
Masalah
itu sebenarnya ringan sekali
-
Ia
didenda setinggi-tingginya lima juta rupiah
3)
Adverbia
Denominal
Adverbia
Denominal dibentuk dari dasar yang berkategori nomina. Adverbial rupanya,
agaknya, dan malam-malam dalam contoh berikut, misalnya, diturunkan
dari kata rupa, agak, naga, dan malam yang berkategori nomina.
-
Tanpa
diduga rupanya ia memojokkan kami.
-
Agaknya
cara itulah yang tepat.
-
Mereka
menggedor pintuku malam-malam.
4)
Adverbia
Denumeral
Seperti
halnya nomina, numeralia juga dapat membentuk adverbial. Dalam contoh berikut
ini, adverbial dua-dua, setengah-setengah, dan sedikit-sedikit,
masing-masing diturunkan dari numeralia dua, setengah, dan sedikit.
-
Masukkan
bungkusan itu dua-dua
-
Kalau
bekerja jangan setengah-setengah
-
Sedikit-sedikit
mereka mengadu ke DPR
8.
Daftar
Adverbia
1)
Adverbia
Tunggal
a.
Adverbial
Dasar
Amat justru
Bahkan kembali
Barang kurang
Baru lagi
Benar lebih
Cukup malah(an)
Hampir mau
Hanya nian
Jarang niscaya
Jua paling
Juga sekadar
Pasti sekali
Patut selalu
Perlu senantiasa
Pernah sering
Pula sungguh
Pun tentu
Saja terus
Sangat
Segera
b.
Adverbial
Berafiks
(1)
Dasar
+ -nya
Agaknya rupanya
Akhirnya sayangnya
Biasanya tampaknya
Kiranya untungnya
Mestinya khususnya
Nyatanya biasanya
Pokoknya umumnya
Rasanya artinya
(2)
Se-
+ Dasar + -nya
Sebaiknya selekasnya
Sebenarnya sesungguhnya
Selayaknya seyogyanya
c.
Adverbia
Kata Ulang
(1)
Reduplikasi
Dasar
Belum-belum malam-malam
Diam-diam manis-manis
Erat-erat mula-mula
Jarang-jarang pelan-pelan
Kadang-kadang sering-sering
Kira-kira tebal-tebal
Lagi-lagi tiba-tiba
Lekas-lekas tinggi-tinggi
Mahal-mahal
(2)
Reduplikasi
Dasar + -an
Gelap-gelapan habis-habisan
Gila-gilaan
Kecil-kecilan
Mati-matian
Malam-malaman
(3)
Se-
+ Reduplikasi
Sebaik-baik sesabar-sabar
Setinggi-tinggi selembut-lembut
Sedalam-dalam sepandai-pandai
2)
Adverbia
Gabungan
a.
Berdampingan
Acapkali hanya saja
Amat
sangat kadang
kala
Belum
pernah lagi
pula
Belum
lagi seringkali
b.
Tidak
Berdampingan
Belum
… lagi hanya
… kembali
Belum
… kembali hanya …
lagi
Hampir
… kembali sangat …
sekali
Hanya
… saja tidak
… saja
3)
Adverbial
Konjungtif
(akan)
tetapi sebaliknya
Bahkan sebelum
itu
Bahwasanya sekalipun
demikian/begitu
Biarpun
demikian/begitu selain
itu
Dengan
demikian selanjutnya
Kecuali
itu sesudah
itu
Kemudian sesungguhnya
Lagi
pula setelah
itu
Malah(an) sungguhpun
Meskipun
demikian/begitu demikian/begitu
Namun tambahan
pula
Oleh
karena itu walaupun
demikian/begitu
Oleh
sebab itu
4)
Konjungtor
Pembuka Wacana
Adapun dalam
pada itu
Akan
hal mengenai
Alkisah sebermula
Arkian syahdan
BAB III
PENUTUP
1.
Simpulan
Dalam tataran frasa, adverbia adalah kata yang menjelaskan verba,
adjektiva, atau adverbia lain. Dalam tataran klausa, adverbial mewatasi atau
menjelaskan fungsi-fungsi sintaksis. Umumnya kata atau bagian kalimat yang
dijelaskan adverbial itu berfungsi sebagai predikat. Fungsi sebagai predikat
ini bukan satu-satunya ciri adverbial karena adverbial juga dapat menerangkan
kata atau bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai predikat. Adverbial dari
segi bentuknya dibagi menjadi adverbial tunggal dan adverbial gabungan.
Adverbial dari segi sintaksisnya yaitu (a) yang mendahului kata
yang diterangkan, (b) yang mengikuti kata yang diterangkan, (c) yang mendahului
atau mengikuti kata yang diterangkan, serta (d) yang mendahului dan mengikuti
kata yang diterangkan. Adverbial kualitatif dibagi menjadi delapan jenis yaitu
: adverbial kualitatif, adverbial kuantitatif, adverbial limitative, adverbial
frekuentatif, adverbial kewaktuan, adverbial kecaraan, adverbial kontrastif,
dan adverbial keniscayaan.
Adverbial konjungtif adalah adverbial yang menghubungkan satu
Klausa atau kalimat dengan klausa atau kalimat yang lain. Posisinya dalam
kalimat boleh dikatakan agak bebas. Adverbial
pembuka wacana pada umumnya mengawali
suatu wacana. Hubungannya denga paragraph sebelumnya didasarkan pada
makna yang terkandung pada paragraph sebelumnya itu. Adverbial dan kelas kata
lain meliputi: adverbial deverbal, adverbial deadjektival, adverbial denominal,
dan adverbial denumeral.
mba ijin jadi sumber ya
BalasHapus