Senin, 01 September 2014

PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK



  I.            PENDAHULUAN

1.1.       Latar Belakang
Tubuh manusia berubah sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Manusia dalam perkembangan fisiknya pada masa awal sangat cepat dan semua organ mulai berfungsi maksimal,dan memasuki masa akhir kondisi fisik, kemampuan organ dan panca indera mulai menurun hingga memasuki akhir hayatnya seorang manusia.
Dalam makalah ini kami akan menguraikan perkembangan fisik manusia dari tahap bayi, tahap remaja sampai menginjak tahap dewasa atau tua. Oleh karena itu mari kita lihat lebih jauh apa saja perkembangan aspek-aspek fisik manusia.

1.2.       Rumusan Masalah
·         Perkembangan apa saja yang terjadi pada saat manusia masih bayi?
·         Dimulai dari manakah perkembangan fisik anak?
·         Perkembangan apa yang terjadi pada anak yang sudah remaja?
·         Apa saja gejala yang terjadi pada manusia yang sudah dewasa?

1.3.       Tujuan
·         Untuk mengetahui perkembangan fisik bayi
·         Mengetahui perkembangan fisik anak
·         Untuk mengetahui perkembangan fisik remaja
·         Untuk mengetahui gejala pada manusia yang sudah menginjak tahap dewasa




  II.          PEMBAHASAN

2.1.       Perkembangan Fisik Masa Bayi
Pada saat bayi lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Mereka juga memiliki refleks yang didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12 bulan, bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat, bahkan berjalan. Selama dua tahun terakhir, pertumbuhan fisiknya melambat, namun  untuk kegiatan memanjat dan berlari pertumbuhannya berlangsung cepat. Berikut akan diuraikan pertumbuhan fisik pada masa bayi.

1)        Tinggi dan Berat Badan
Pada saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci atau 50 cm, dengan berat 3,4 kg (Seifert & Hoffnung 1994).
Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, berat badan bayi bertambah sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Pada usia 4 bulan berat badan bayi naik dua kali. Pada bulan kedua kehidupannya, mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun berat bayi mencapai sekitar 13 hingga 16 kg dengan tinggi sekitar 32 hingga 35 inci (Santrock, 1995).

2)        Perkembangan Refleks
Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Secara garis besar, gerakan refleks dibagi menjadi dua. Pertama, Refleks Survival, yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kedua, Refleks Primitif, yaitu refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik, walaupun ia mungkin merupakan tingkah laku refleks yang penting pada tahap evolusi manusia yang diwariskan oleh nenek moyang kita.

3)        Perkembangan Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja, otomatis, cepat, dan akurat. Keterampilan motorik ini dapat dikelompokkan menurut ukuran otot-otot dan bagian-bagian yang terkait, yaitu:

Ø  Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar(gross motor skill), meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh, seperti berjalan dan melompat.

TABEL A.1
Keterampilan Motorik
Usia Normatif
Mengangkat dagu sambil tengkurap
1 bulan
Mengangkat dada sambil tengkurap
2 bulan
Duduk dengan bantuan
4 bulan
Duduk tanpa bantuan
7 bulan
Berdiri dengan bantuan
8 bulan
Berdiri dengan berpegang pada perabot
9 bulan
Merangkak
10 bulan
Berjalan dengan dibimbing
11 bulan
Berusaha berdiri sendiri
12 bulan
Naik tangga
13 bulan
Berdiri sendiri
14 bulan
Berjalan
15 bulan
Naik turun tangga tanpa bantuan
18 bulan
Dapat lari dan berjalan mundur
24 bulan
Perkembangan Keterampilan Motorik Selama Masa Bayi
SUMBER: diadaptasi dari Lerner & Hultsch, 1993

Ø  Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus(fine motor skill) meliputi otot-otot kecil yang ada di seluruh tubuh, seperti menyentuh dan memegang. Keterampilan-keterampilan sederhana, seperti menjangkau dan menggenggam ini muncul pada usia 4 atau 5 bulan, dan selama 2 tahun pertama kehidupannya perkembangannya semakin cepat. Misalnya pada tahun kedua kehidupannya, kebanyakan bayi dapat membalik satu persatu halaman-halaman dalam sebuah buku (Seifert & Hoffnung, 1994; Santrock, 1998).

Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang untuk mengumpulkan informasi. Alat-alat yang berfungsi untuk menangkap informasi inilah yang disebut dengan indra(sense) atau sistem sensorik. Jadi, semua informasi yang datang kepada bayi adalah melalui indra. Dengan demikian indra-indra berfungsi mendeteksi, mentransduksi dan meneruskan semua informasi yang datang padanya. Berikut akan dijelaskan indra-indra yang terdapat dalam bayi.
Ø  Pengecapan
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan terhadap rasa. Riset terbaru yang dilakukan dengan menggunakan rekaman video tentang ekspresi wajah sebagai respons atas pengecapan, menyatakan bahwa bayi baru lahir dapat membedakan antar semua rasa, manis, asin, asam, dan pahit (Rosenstein & Oster, 1988).
Ø  Penciuman
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki reaksi terhadap berbagai bau, baik bau harum maupun bau busuk. Dalam suatu penelitian, bayi yang minum ASI memperlihatkan suatu keinginan atas bau kain pelapis payudara ibu mereka ketika masih berusia 6 hari. Tetapi, mereka dalam usia 2 hari tidak memperlihatkannya lagi. Hal ini menunjukkan bahwa bayi memerlukan beberapa hari untuk menyadari bau tersebut (Santrock,1995).
Ø  Pendengaran
Menurut Brody, Zelazo, & Chaika (1984) menemukan bahwa tiga hari setelah kelahiran, bayi telah dapat membedakan antara suara-suara ucapan baru dan suara-suara yang telah didengar sebelumnya. Bayi yang baru lahir juga terlihat merespons secara selektif. Hasil penelitian Muir & Field (1979) juga menunjukkan bahwa sebagian besar bayi akan memutar kepalanya 900 ke arah sumber datangnya suara.
Ø  Penglihatan
Penelitian yang dilakukan oleh Fantz (1963) dapat ditarik kesimpulan bahwa: pertama, bayi yang baru lahir telah mampu membuat diskriminasi visual secara baik. Kedua, bayi merespons secara selektif berbagai stimulus visual, misalnya bayi lebih senang melihat polaatau bentuk daripada melihat warna atau kencerahan (Johnson & Medinnus, 1974).
Ketajaman visual bayi di bawah 1 bulan berkisar antara 20/200 hingga 20/600. Hal ini menunjukkan bahwa penglihatan bayi berkisar antara 10 hingga 30 kali lebih rendah penglihatan orang dewasa normal (20/20). Kemampuan ini akan terus meningka sejak usia 6 bulan atau 1 tahun, ketajaman visual bayia akan tampak mendekati penglihatan orang dewas normal, yakni menjadi 20/100 (Santrock, 1995).

5)        Perkembangan Otak
Pada waktu bayi masih dalam kandungan ibunya, badannya telah membentuk sekitar 1,5 milyar sel-sel saraf per menit. Akan tetapi, sel-sel otak tersebut belum matang dan jaringan urat saraf masih lemah. Setelah lahir hingga usia 2 tahun, sel-sel saraf yang lemah itu akan bertumbuh seiring denagan pertumbuhan fisiknya. Pada saat lahir, berat otak bayi 1/8 dari berat totalnya atau sekitar 25% dari berat otak dewasa, maka pada tahun kedua otak bayi sudah mencapai 75% dari otak dewasanya (Myer, 1996; Zigler & Stevenson, 1993).


2.2.       Perkembangan Fisik Anak-anak Awal
Masa anak-anak awal ini pertumbuhan fisiknya justru nengalami perlambatan sampai berlangsung mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni kira-kira menjelang anak matang secara seksual. Meskipun perkembangan fisiknya mengalami perlambatan, namun keterampilan motorik halus dan motorik kasar berkembang pesat. Berikut ini akan dijelaskan masa perkembangan fisik anak-anak awal.

1)        Tinggi dan Berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 kg. pada usia 5 tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg (Mussen, Conger & Kagan, 1969).

2)        Perkembangan Otak
Diantara perkembangan fisik, perkembangan otak dan system saraf yang berkelanjutan. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa (Yeterian & Pandyn, 1998). Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara  daerah-daerah otak. Beberapa pertambahan ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses dimana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak.

3)        Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus. Berikut tabel Perkembangan Motorik Masa Anak-anak awal:
TABEL B.1
Perkembangan Motorik Anak-anak awal
Usia/Tahun
Motorik Kasar
Motorik Halus
2,5 – 3,5
Berjalan dengan baik; berlari lurus ke depan; melompat
Menirusebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat makan menggunakan sendok; menyusun beberapa kotak
3,5 – 4,5
Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa; berlari 1/3 kecepatan orang dewasa; melempar dan menangkap bola besar, tetapi lengan masih kaku
Mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat gambar sederhana
4,5 – 5,5
Menyeimbangkan badan di atas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh; dapat berenang dalam air yang dangkal
Menggunting; menggambar orang; meniru angka dan huruf sederhana; membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak
SUMBER: Robert & Halverson (1984)

2.3.       Perkembangan Fisik Remaja
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis (Sarwono, 1994). Menurut Zigler & Stevenson (1993) perubahan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan yang berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual. Berikut ini akan dijelaskan beberapa perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja.

1)             Tinggi dan Berat
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah 69 inci, sedangkan anak perempuan hanya 64 inci (Zigler & Stevenson, 1993). Adapun faktor penyebab anak leleki lebih tinggi dari anak perempuan adalah karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan.
Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan (Malina, 1990). Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan dibandingkan dengan tinggi.

2)             Perubahan dalam Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh.
Hal ini terlihat pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional. Juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, dimana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit jadi luas, mulut melebar, bibir jadi lebih penuh. Di samping itu, perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan otot, sehingga mengakibbatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh. Perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat disbanding anak perempuan.

3)             Pubertas
Pubertas (puberty) ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer (primary sex characteristic) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex characteristic).
Ø   Perubahan Ciri-ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer ini berbeda antara laki-laki dan perempuan. Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (scorotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skorotum (Seifert & Hoffnung, 1994). Pada skorotum, terdapat 2 buah testis (buah pelir) yang tergantung di bawah penis. Hormon perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak ini dapat merangsang testis, sehingga testis menghasilkan hormone progesterone dan androgen serta spermatozoa (Sarwono, 1994). Karena itu, terkadang usia 12 tahun, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalamai penyemburan air mani (ejaculation of men) atau disebut juga “mimpi basah”.
Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi. Munculnya menstruasi pada perempuan inisangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium). Ovarianm yang terletak dalam rongga perut bagian bawah wanita berfungsi untuk memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormon-hormon progesterone dan esterogen. Hormone ini juga mengatur siklus haid (Sarwono, 1993). Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar alat kelamin, pembesaran pinggul dan bahu. Selanjutnya percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat (Maliana, 1990).
Ø   Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak berhubungan dengan proses reproduksi, tetapi yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Diantara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu, dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, di dada, di kaki, di lengan, dan sekitar.

2.4.       Perkembangan Fisik Dewasa dan Tua
Dilihat dari perkembangan fisiknya, dalam masa dewasa ini kemampuan fisik mencapai pucaknya, sekaligus penurunannya. Dalam pembahasan berikut ini akandiuraikan beberapa gejala dari perkembangan fisik yang terjadi selama masa dewasa ini.

1)             Kesehatan badan
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Namun selama periode ini penurunan keadaan fisik juga terjadi.
Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama masa pertengahan awal dewasa ini dalam hal kemampuan reproduktif adalah mengalami menopause, yaitu berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan. Bagi sebagian besar perempuan, menopause tidak menimbulkan problem psikologis. Namun, sebagaian besar lainnya mengalami gejala psikologis termasuk depresi. Hal ini disebabkan karena reaksi terhadap usia tua yang dicapai oleh wanita dalam suatu masyarakat yang sangat menghargai anak-anak muda daipada peristiwa menopause itu sendiri (Feldman, 1996).
Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak begitu kentara, karena tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia seperti berhentinya masa haid pada perempuan. Dalam penelitian David Levinson dan teman-temannya terhadap 40 orang pria Amerika usia 40 tahun, menemukan bahwa menurunnya kekuatan fisik dan psikologis. Dia tidak bias berlari cepat, sedikit tidur, daya ingat melemah, lebih rentan terhadap penyakit, gampang terkena penyakit, penglihatan dan pendengaran berkurang ketajamannya (Davidoff, 1988).
Diantara perubahan-perubahan fisik yang paling kentara pada masa tua ini adalah perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban, kulit mongering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, wajah keriput. Tulang-tulang menjadi rapuh. Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga orang tua rentan terhadap berbagai penyakit, seperti kanker dan radang paru-paru.

2)             Perkembangan Sensori
Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran tidak begitu kentara. Akan tetapi pada masa dewasa tengah penurunan penglihatan dan pendengaran yang paling menonjol. Selanjutnya pada masa dewasa akhir, perubahan sensori fisik melibatkan indera penglihatan, indera pendengaran, indera perasa, indera penciuman, dan indera peraba. Misalnya dalam indra penglihatan, tampak berkurangnya ketajaman penglihatan dan melambatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya.

3)             Perkembangan Otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel juga berangsur-angsur berkurang. Tetapi perkembangbiakan koneksi neural (neural conection) mampu mengganti sel-sel yang hilang. Pada usia tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari sistem saraf menghilang. Diperkirakan kehilanagn neuron mencapai 50%  selama masa tahun-tahun dewasa. Menurut Santrock (1995), diperkirakan bahwa 5 hingga 10% dari neuron kita berhenti tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron akan semakin cepat.
Serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau terlalu banyak minum minuman beralkohol, dapat merusak otak. Hal ini menyebabkan terjadinya erosi mental, yang sering disebut kepikunan (senility).




























III.          PENUTUP
3.1.       Simpulan
Perkembangan fisik manusia dari masa-masa bayi sampai masa dewasa  sangat perlu untuk diketahui karena dapat mengetahui setiap perkembangan sekecil apapun dalam perkembangan manusia.                                                                                                                                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar