I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Tubuh manusia berubah sejak berupa sel sederhana yang selanjutnya
secara bertahap menjadi manusia yang sempurna. Manusia dalam perkembangan
fisiknya pada masa awal sangat cepat dan semua organ mulai berfungsi
maksimal,dan memasuki masa akhir kondisi fisik, kemampuan organ dan panca
indera mulai menurun hingga memasuki akhir hayatnya seorang manusia.
Dalam makalah ini kami akan menguraikan perkembangan fisik manusia
dari tahap bayi, tahap remaja sampai menginjak tahap dewasa atau tua. Oleh
karena itu mari kita lihat lebih jauh apa saja perkembangan aspek-aspek fisik
manusia.
1.2.
Rumusan
Masalah
·
Perkembangan
apa saja yang terjadi pada saat manusia masih bayi?
·
Dimulai
dari manakah perkembangan fisik anak?
·
Perkembangan
apa yang terjadi pada anak yang sudah remaja?
·
Apa
saja gejala yang terjadi pada manusia yang sudah dewasa?
1.3.
Tujuan
·
Untuk
mengetahui perkembangan fisik bayi
·
Mengetahui
perkembangan fisik anak
·
Untuk
mengetahui perkembangan fisik remaja
·
Untuk
mengetahui gejala pada manusia yang sudah menginjak tahap dewasa
II.
PEMBAHASAN
2.1.
Perkembangan
Fisik Masa Bayi
Pada saat bayi lahir, bayi memiliki kepala yang sangat besar
dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Mereka juga memiliki refleks yang
didominasi oleh gerakan-gerakan yang terus berkembang. Dalam rentang waktu 12
bulan, bayi dapat duduk, berdiri, membungkuk, memanjat, bahkan berjalan. Selama
dua tahun terakhir, pertumbuhan fisiknya melambat, namun untuk kegiatan memanjat dan berlari
pertumbuhannya berlangsung cepat. Berikut akan diuraikan pertumbuhan fisik pada
masa bayi.
1)
Tinggi
dan Berat Badan
Pada saat dilahirkan, panjang rata-rata bayi adalah 20 inci atau 50
cm, dengan berat 3,4 kg (Seifert & Hoffnung 1994).
Selama bulan-bulan pertama kehidupannya, berat badan bayi bertambah
sekitar 5 hingga 6 ons per minggu. Pada usia 4 bulan berat badan bayi naik dua
kali. Pada bulan kedua kehidupannya, mengalami perlambatan. Pada usia 2 tahun
berat bayi mencapai sekitar 13 hingga 16 kg dengan tinggi sekitar 32 hingga 35
inci (Santrock, 1995).
2)
Perkembangan
Refleks
Refleks adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan
tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap rangsangan tertentu serta memberi
bayi respons penyesuaian diri terhadap lingkungannya. Secara garis besar, gerakan
refleks dibagi menjadi dua. Pertama, Refleks
Survival, yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan
fisik bayi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kedua, Refleks Primitif, yaitu refleks yang tidak secara nyata
berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik, walaupun ia mungkin merupakan tingkah
laku refleks yang penting pada tahap evolusi manusia yang diwariskan oleh nenek
moyang kita.
3)
Perkembangan
Keterampilan Motorik
Keterampilan
motorik adalah gerakan-gerakan tubuh atau bagian-bagian tubuh yang disengaja,
otomatis, cepat, dan akurat. Keterampilan motorik ini dapat dikelompokkan
menurut ukuran otot-otot dan bagian-bagian yang terkait, yaitu:
Ø Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan motorik kasar(gross
motor skill), meliputi keterampilan otot-otot besar lengan, kaki, dan
batang tubuh, seperti berjalan dan melompat.
TABEL
A.1
Keterampilan Motorik
|
Usia Normatif
|
Mengangkat dagu sambil tengkurap
|
1 bulan
|
Mengangkat dada sambil tengkurap
|
2 bulan
|
Duduk dengan bantuan
|
4 bulan
|
Duduk tanpa bantuan
|
7 bulan
|
Berdiri dengan bantuan
|
8 bulan
|
Berdiri dengan berpegang pada perabot
|
9 bulan
|
Merangkak
|
10 bulan
|
Berjalan dengan dibimbing
|
11 bulan
|
Berusaha berdiri sendiri
|
12 bulan
|
Naik tangga
|
13 bulan
|
Berdiri sendiri
|
14 bulan
|
Berjalan
|
15 bulan
|
Naik turun tangga tanpa bantuan
|
18 bulan
|
Dapat lari dan berjalan mundur
|
24 bulan
|
Perkembangan Keterampilan Motorik Selama Masa Bayi
SUMBER:
diadaptasi dari Lerner & Hultsch, 1993
Ø Keterampilan Motorik Halus
Keterampilan motorik halus(fine
motor skill) meliputi otot-otot kecil yang ada di seluruh tubuh, seperti
menyentuh dan memegang. Keterampilan-keterampilan sederhana, seperti menjangkau
dan menggenggam ini muncul pada usia 4 atau 5 bulan, dan selama 2 tahun pertama
kehidupannya perkembangannya semakin cepat. Misalnya pada tahun kedua
kehidupannya, kebanyakan bayi dapat membalik satu persatu halaman-halaman dalam
sebuah buku (Seifert & Hoffnung, 1994; Santrock, 1998).
Bayi
yang baru lahir telah dilengkapi dengan peralatan yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi. Alat-alat yang berfungsi untuk menangkap informasi
inilah yang disebut dengan indra(sense)
atau sistem sensorik.
Jadi, semua informasi yang datang kepada bayi adalah melalui indra. Dengan
demikian indra-indra berfungsi mendeteksi, mentransduksi dan meneruskan semua
informasi yang datang padanya. Berikut akan dijelaskan indra-indra yang
terdapat dalam bayi.
Ø Pengecapan
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki kepekaan terhadap rasa.
Riset terbaru yang dilakukan dengan menggunakan rekaman video tentang ekspresi
wajah sebagai respons atas pengecapan, menyatakan bahwa bayi baru lahir dapat
membedakan antar semua rasa, manis, asin, asam, dan pahit (Rosenstein &
Oster, 1988).
Ø Penciuman
Bayi yang baru lahir juga telah memiliki reaksi terhadap berbagai
bau, baik bau harum maupun bau busuk. Dalam suatu penelitian, bayi yang minum
ASI memperlihatkan suatu keinginan atas bau kain pelapis payudara ibu mereka
ketika masih berusia 6 hari. Tetapi, mereka dalam usia 2 hari tidak memperlihatkannya
lagi. Hal ini menunjukkan bahwa bayi memerlukan beberapa hari untuk menyadari
bau tersebut (Santrock,1995).
Ø Pendengaran
Menurut Brody, Zelazo, & Chaika (1984) menemukan bahwa tiga
hari setelah kelahiran, bayi telah dapat membedakan antara suara-suara ucapan
baru dan suara-suara yang telah didengar sebelumnya. Bayi yang baru lahir juga
terlihat merespons secara selektif. Hasil penelitian Muir & Field (1979)
juga menunjukkan bahwa sebagian besar bayi akan memutar kepalanya 900 ke
arah sumber datangnya suara.
Ø Penglihatan
Penelitian yang dilakukan oleh Fantz (1963) dapat ditarik
kesimpulan bahwa: pertama, bayi yang
baru lahir telah mampu membuat diskriminasi visual secara baik. Kedua, bayi merespons secara selektif
berbagai stimulus visual, misalnya bayi lebih senang melihat polaatau bentuk
daripada melihat warna atau kencerahan (Johnson & Medinnus, 1974).
Ketajaman visual bayi di bawah 1 bulan berkisar antara 20/200
hingga 20/600. Hal ini menunjukkan bahwa penglihatan bayi berkisar antara 10 hingga
30 kali lebih rendah penglihatan orang dewasa normal (20/20). Kemampuan ini
akan terus meningka sejak usia 6 bulan atau 1 tahun, ketajaman visual bayia
akan tampak mendekati penglihatan orang dewas normal, yakni menjadi 20/100
(Santrock, 1995).
5)
Perkembangan
Otak
Pada waktu bayi masih dalam kandungan ibunya, badannya telah
membentuk sekitar 1,5 milyar sel-sel saraf per menit. Akan tetapi, sel-sel otak
tersebut belum matang dan jaringan urat saraf masih lemah. Setelah lahir hingga
usia 2 tahun, sel-sel saraf yang lemah itu akan bertumbuh seiring denagan
pertumbuhan fisiknya. Pada saat lahir, berat otak bayi 1/8 dari berat totalnya
atau sekitar 25% dari berat otak dewasa, maka pada tahun kedua otak bayi sudah
mencapai 75% dari otak dewasanya (Myer, 1996; Zigler & Stevenson, 1993).
2.2.
Perkembangan
Fisik Anak-anak Awal
Masa anak-anak awal ini pertumbuhan fisiknya justru nengalami
perlambatan sampai berlangsung mulai munculnya tanda-tanda pubertas, yakni
kira-kira menjelang anak matang secara seksual. Meskipun perkembangan fisiknya
mengalami perlambatan, namun keterampilan motorik halus dan motorik kasar
berkembang pesat. Berikut ini akan dijelaskan masa perkembangan fisik anak-anak
awal.
1)
Tinggi
dan Berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5
inci dan berat bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya. Pada usia 3
tahun, tinggi anak sekitar 38 inci dan beratnya sekitar 16,5 kg. pada usia 5
tahun, tinggi anak mencapai 43,6 inci dan beratnya 21,5 kg (Mussen, Conger
& Kagan, 1969).
2)
Perkembangan
Otak
Diantara perkembangan fisik, perkembangan otak dan system saraf
yang berkelanjutan. Pada saat bayi mencapai usia 2 tahun, ukuran otaknya
rata-rata 75% dari otak orang dewasa, dan pada usia 5 tahun, ukuran otaknya
telah mencapai sekitar 90% otak orang dewasa (Yeterian & Pandyn, 1998).
Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah
dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah-daerah otak. Beberapa pertambahan
ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination, yaitu suatu proses
dimana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel
lemak.
3)
Perkembangan
Motorik
Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan
berkembangnya keterampilan motorik, baik kasar maupun halus. Berikut tabel
Perkembangan Motorik Masa Anak-anak awal:
TABEL
B.1
Perkembangan Motorik Anak-anak awal
Usia/Tahun
|
Motorik Kasar
|
Motorik Halus
|
2,5 – 3,5
|
Berjalan dengan baik; berlari lurus ke depan; melompat
|
Menirusebuah lingkaran; tulisan cakar ayam; dapat makan
menggunakan sendok; menyusun beberapa kotak
|
3,5 – 4,5
|
Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa; berlari 1/3 kecepatan
orang dewasa; melempar dan menangkap bola besar, tetapi lengan masih kaku
|
Mengancingkan baju; meniru bentuk sederhana; membuat gambar
sederhana
|
4,5 – 5,5
|
Menyeimbangkan badan di atas satu kaki; berlari jauh tanpa jatuh;
dapat berenang dalam air yang dangkal
|
Menggunting; menggambar orang; meniru angka dan huruf sederhana;
membuat susunan yang kompleks dengan kotak-kotak
|
SUMBER:
Robert & Halverson (1984)
2.3.
Perkembangan
Fisik Remaja
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan
masa remaja, yang berdampak dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak
terhadap perubahan-perubahan psikologis (Sarwono, 1994). Menurut Zigler &
Stevenson (1993) perubahan tersebut dapat dikelompokkan dalam dua kategori,
yaitu perubahan yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik dan perubahan yang
berhubungan dengan perkembangan karakteristik seksual. Berikut ini akan
dijelaskan beberapa perubahan fisik yang terjadi selama masa remaja.
1)
Tinggi
dan Berat
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun
adalah sekitar 59 atau 60 inci. Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata
remaja lelaki adalah 69 inci, sedangkan anak perempuan hanya 64 inci (Zigler
& Stevenson, 1993). Adapun faktor penyebab anak leleki lebih tinggi dari
anak perempuan adalah karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2
tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan.
Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat
badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan
(Malina, 1990). Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan
dibandingkan dengan tinggi.
2)
Perubahan
dalam Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan
pertumbuhan selama masa remaja juga terjadi pada proporsi tubuh.
Hal ini terlihat pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering
terjadi tidak proporsional. Juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah,
dimana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit jadi
luas, mulut melebar, bibir jadi lebih penuh. Di samping itu, perubahan struktur
kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan otot, sehingga mengakibbatkan
terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh. Perkembangan otot anak
laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga
anak laki-laki lebih kuat disbanding anak perempuan.
3)
Pubertas
Pubertas (puberty) ialah
suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat
terutama pada awal masa remaja. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
remaja, yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer (primary sex characteristic) dan
ciri-ciri seks sekunder (secondary sex
characteristic).
Ø
Perubahan
Ciri-ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer ini berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Bagi anak laki-laki, ciri-ciri seks primer ditunjukkan dengan pertumbuhan yang
cepat dari batang kemaluan (penis)
dan kantung kemaluan (scorotum), yang
mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk
penis dan 7 tahun untuk skorotum (Seifert & Hoffnung, 1994). Pada skorotum,
terdapat 2 buah testis (buah pelir) yang tergantung di bawah penis. Hormon
perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak ini dapat merangsang
testis, sehingga testis menghasilkan hormone progesterone dan androgen serta
spermatozoa (Sarwono, 1994). Karena itu, terkadang usia 12 tahun, anak
laki-laki kemungkinan untuk mengalamai penyemburan air mani (ejaculation of
men) atau disebut juga “mimpi basah”.
Sementara itu, pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer
ditandai dengan munculnya periode menstruasi. Munculnya menstruasi pada
perempuan inisangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur (ovarium).
Ovarianm yang terletak dalam rongga perut bagian bawah wanita berfungsi untuk
memproduksi sel-sel telur (ovum) dan hormon-hormon progesterone dan esterogen.
Hormone ini juga mengatur siklus haid (Sarwono, 1993). Oleh sebab itu,
menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain
yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar alat kelamin,
pembesaran pinggul dan bahu. Selanjutnya percepatan pertumbuhan mencapai
puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat
(Maliana, 1990).
Ø
Perubahan
Ciri-ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak
berhubungan dengan proses reproduksi, tetapi yang membedakan antara laki-laki
dan perempuan. Diantara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat pada laki-laki
adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu, dan dada melebar, suara berat,
tumbuh bulu di ketiak, di dada, di kaki, di lengan, dan sekitar.
2.4.
Perkembangan
Fisik Dewasa dan Tua
Dilihat dari perkembangan fisiknya, dalam masa dewasa ini kemampuan
fisik mencapai pucaknya, sekaligus penurunannya. Dalam pembahasan berikut ini
akandiuraikan beberapa gejala dari perkembangan fisik yang terjadi selama masa
dewasa ini.
1)
Kesehatan
badan
Bagi kebanyakan orang, awal masa dewasa ditandai dengan memuncaknya
kemampuan dan kesehatan fisik. Namun selama periode ini penurunan keadaan fisik
juga terjadi.
Bagi wanita, perubahan biologis yang utama terjadi selama masa
pertengahan awal dewasa ini dalam hal kemampuan reproduktif adalah mengalami menopause, yaitu berhentinya menstruasi
dan hilangnya kesuburan. Bagi sebagian besar perempuan, menopause tidak
menimbulkan problem psikologis. Namun, sebagaian besar lainnya mengalami gejala
psikologis termasuk depresi. Hal ini disebabkan karena reaksi terhadap usia tua
yang dicapai oleh wanita dalam suatu masyarakat yang sangat menghargai
anak-anak muda daipada peristiwa menopause itu sendiri (Feldman, 1996).
Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak
begitu kentara, karena tidak ada tanda-tanda fisiologis dari peningkatan usia
seperti berhentinya masa haid pada perempuan. Dalam penelitian David Levinson
dan teman-temannya terhadap 40 orang pria Amerika usia 40 tahun, menemukan
bahwa menurunnya kekuatan fisik dan psikologis. Dia tidak bias berlari cepat,
sedikit tidur, daya ingat melemah, lebih rentan terhadap penyakit, gampang
terkena penyakit, penglihatan dan pendengaran berkurang ketajamannya (Davidoff,
1988).
Diantara perubahan-perubahan fisik yang paling kentara pada masa
tua ini adalah perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban, kulit
mongering dan mengerut, gigi hilang dan gusi menyusut, wajah keriput.
Tulang-tulang menjadi rapuh. Sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga orang tua
rentan terhadap berbagai penyakit, seperti kanker dan radang paru-paru.
2)
Perkembangan
Sensori
Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran
tidak begitu kentara. Akan tetapi pada masa dewasa tengah penurunan penglihatan
dan pendengaran yang paling menonjol. Selanjutnya pada masa dewasa akhir,
perubahan sensori fisik melibatkan indera penglihatan, indera pendengaran,
indera perasa, indera penciuman, dan indera peraba. Misalnya dalam indra
penglihatan, tampak berkurangnya ketajaman penglihatan dan melambatnya adaptasi
terhadap perubahan cahaya.
3)
Perkembangan
Otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel juga berangsur-angsur berkurang.
Tetapi perkembangbiakan koneksi neural (neural conection) mampu mengganti
sel-sel yang hilang. Pada usia tua, sejumlah neuron, unit-unit sel dasar dari
sistem saraf menghilang. Diperkirakan kehilanagn neuron mencapai 50% selama masa tahun-tahun dewasa. Menurut
Santrock (1995), diperkirakan bahwa 5 hingga 10% dari neuron kita berhenti
tumbuh sampai kita mencapai usia 70 tahun, setelah itu hilangnya neuron akan
semakin cepat.
Serangkaian pukulan kecil, tumor otak, atau terlalu banyak minum
minuman beralkohol, dapat merusak otak. Hal ini menyebabkan terjadinya erosi
mental, yang sering disebut kepikunan (senility).
III.
PENUTUP
3.1.
Simpulan
Perkembangan
fisik manusia dari masa-masa bayi sampai masa dewasa sangat perlu untuk diketahui karena dapat
mengetahui setiap perkembangan sekecil apapun dalam perkembangan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar